Beranda | Artikel
Adab Seorang Muslim Ketika Melepaskan Saudaranya Pergi
Selasa, 14 Juli 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Mubarak Bamualim

Adab Seorang Muslim Ketika Melepaskan Saudaranya Pergi adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa, 23 Dzulqa’idah 1441 H / 14 Juli 2020 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Adab Seorang Muslim Ketika Melepaskan Saudaranya Pergi

Kata beliau: باب وداع الصاحب ووصيته عند فراقه لسفرٍ وغيره والدّعاء لَهُ وطلب الدّعاء مِنْهُ. Bab ini membahas tentang seorang yang melepaskan temannya ketika akan bepergian atau dia memberikan wasiat kepada orang yang akan pergi sebelum mereka berpisah untuk suatu perjalanan atau yang lainnya. Demikian pula bab yang membahas tentang mendoakan orang yang ditinggalkan atau orang yang sedang bepergian dan meminta kepada orang yang bepergian untuk mendoakan seseorang. Intinya hal ini berkaitan dengan bagaimana adab seorang muslim ketika dia melepaskan saudaranya pergi dalam suatu perjalanan, diantara dia minta didoakan. Kemudian juga tentang permohonan doa dari orang yang bepergian.

Adapun ayat yang dibawakan oleh Al-Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala dalam bab ini yaitu surat Al-Baqarah 132 dan 133. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ

Dan Ibrahim mewasiatkan Islam kepada anak-anaknya. Demikian pula Ya’kub.”

يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّـهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ

Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah memilih bagi kamu sekalian satu agama.”

فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ ﴿١٣٢﴾

Maka janganlah sekali-kali kamu mati kecuali dalam keadaan sebagai orang-orang muslim yang tunduk yang patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ

Apakah kalian hadir menyaksikan ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut?

إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ

Tatkala dia berkata kepada anak-anaknya.

Ya’kub berkata kepada anak-anaknya disaat beliau akan meninggalkan dunia ini.

مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي

Apa yang kalian sembah sepeninggalku?

قَالُوا نَعْبُدُ إِلَـٰهَكَ وَإِلَـٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَـٰهًا وَاحِدًا

Kata anak-anaknya: ‘Kami menyembah sembahanmu dan kami akan menyembah Tuhannya ayah-ayahmu; Ibrahim, Isma’il dan Ishaq, yaitu sembahan yang satu, Allah Subhanahu wa Ta’ala.’

وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ ﴿١٣٣﴾

Dan kami hanya akan tunduk dan patuh kepadaNya.”

Pada ayat 132, Nabi Ibrahim ‘Alaihish Shalatu was Salam mewasiatkan kepada anak-anaknya; kepada Ishaq, kepada Isma’il, bahkan kepada anak keturunannya. Beliau mewasiatkan satu agama, yaitu Islam. Yang mana Islam ini adalah sikap tunduk dan patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mentauhidkanNya dan tidak menyekutukan Allah dengan segala sesuatu. Ini menunjukkan bahwa inilah wasiat yang seyogyanya seorang hamba mewasiatkan anak-anaknya disaat dia akan meninggalkan dunia ini. Bahkan dalam hidupnya selalu mewasiatkan keluarga dan anak-anaknya agar mereka tetap teguh diatas Islam dan jangan sekali-kali mati kecuali diatas Islam. Dan ini pula wasiat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau dalam ayat ini wasiat Nabi Ibrahim kepada anak-anaknya untuk tetap berpegang kepada Islam, demikian pula wasiat Nabi Ya’qub kepada putranya agar tetap memluk Islam, tetap menyembah kepada Allah ‘Azza wa jalla. Di dalam Al-Qur’anul Karim, Allah mewasiatkan kaum mukminin agar jangan sampai mati kecuali dalam keadaan Islam.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ ﴿١٠٢﴾

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali sebagai orang-orang yang muslim, tunduk patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Ali-Imran[3]: 102)

Maka ketika kita mengatakan sebagai seorang muslim, apa yang dimaksud dengan Islam? Islam itu adalah:

الاستسلام لله بالتوحيد، والانقياد له بالطاعة، والبراءة من الشرك وأهله

“Berserah diri, tunduk, patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mentauhidkanNya. Dan patuh kepada Allah. Dan berlepas diri dari kesyirikan dan dari kaum musyrikin.”

Islam ini adalah agama seluruh Rasul, semua Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada umat-umat mereka, mereka mengajak kepada Islam, mereka menyuruh kepada Islam. Yaitu untuk tunduk dan patuh dengan mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla, tunduk dan patuh dengan melaksanakan ketaatan kepada Allah, tunduk dan patuh dengan berlepas diri dari perbuatan-perbuatan syirik dan dari orang-orang musyrik. Ini Islam, agama setiap Nabi dan Rasul. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan para Rasul dalam Al-Qur’anul Karim, bahwa mereka adalah seorang muslim.

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا

Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani.”

وَلَـٰكِن كَانَ حَنِيفًا مُّسْلِمًا

Tapi beliau adalah seorang yang lurus dalam mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan beliau adalah seorang muslim yang tunduk patuh dan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Download dan simak mp3 kajian lengkapnya yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian

Download mp3 yang lain tentang Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin di sini.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48717-adab-seorang-muslim-ketika-melepaskan-saudaranya-pergi/